Masa Depan Wartawan dan Industri Pers di Indonesia

Masa Depan Wartawan dan Industri Pers di Indonesia

Ilustrasi Wartawan
Ilustrasi Wartawan. (Alamy)

Exatacoin
- Terima atau tidak digitalisasi media dan jurnalisme viral telah berdampak secara langsung pada masa depan dari para wartawan dan calon, namun bukan berati industri pers di Indonesia tidak memiliki masa depan yang cerah, ada cara yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan dan menyehatkan kembali industri pers di Indonesia.

Masa Depan Wartawan dan Industri Pers

Profesi wartawan merupakan produk dari teknologi dan sudah semestinya para jurnalis melakukan inovasi seiring dengan perkembangan teknologi, selama ini media di Indonesia masih bergantung kepada iklan

Ketergantungan ini juga yang menjadi penyebab para wartawan digital dituntut untuk memproduksi konten berita dalam jumlah banyak setiap hari, karena semakin banyak berita yang dibuat dan dibaca maka semakin banyak pundi-pundi pendapatan iklan yang didapatkan oleh media.

Bahkan tak jarang ada media yang memasang iklan yang sangat banyak hingga mengganggu pengalaman pembacanya, lambat laut media seperti ini akan ditinggalkan.

Jika ingin terus berkembang maka media digital harus mengurangi jumlah iklan yang mereka tayangkan, alih-alih melakukan eksploitasi terhadap pembaca media lebih dianjurkan untuk mengembalikan sistem berlangganan.

Sistem berlangganan media digital adalah hal yang wajar dilakukan oleh media diluar negeri, namun di Indonesia hal ini masih tergolong baru, namun untuk dapat menerapkan sistem ini media perlu meningkatkan kualitas konten mereka, karena pembaca tentu tidak akan mau berlangganan media yang kualitas kontenya sama atau bahkan dibawah media lain yang menyajikan konten secara gratis.

Untuk dapat menghasilkan konten berita yang berkualitas tentu media harus kembali mempekerjakan para wartawan senior yang lebih paham akan dunia jurnalis, setidaknya sebagai pengarah bagi para wartawan muda, dengan sinergi seperti ini tentu para wartawan memiliki masa depan yang lebih menjanjikan.

Saran

Hingga kini algoritma mesin pencari masih lebih mengutamakan situs yang selalu melakukan update dibandingkan situs yang menyajikan konten yang berkualitas, namun ini tidak akan berlangsung selamanya.

Perusahaan mesin pencari seperti Google terus menyempurnakan algoritma mereka, dimana kualitas konten akan dijadikan patokan untuk menempatkan situs media pada ranking teratas pencarian.

Meski hingga kini sebagian besar sumber kunjungan situs berita berasal dari media sosial namun kunjungan dari mesin pencari masih memiliki porsi yang tinggi. Apalagi sebagian media sosial juga mulai menyaring berita yang dibagikan oleh para penggunanya, dimana konten yang dianggap spam akan lebih sering diblokir dan tidak bisa untuk dibagikan.

Dengan semakin selektifnya mesin pencari dan media sosial maka media digital harus menyesuaikan diri agar dapat terus eksis dan bersaing di internet, karena kalau tidak nasibnya akan sama dengan surat kabar.

Bagaimanapun juga para pelaku industri pers harus kembali kepada kaidah-kaidah jurnalistik, dimana berita yang berdasarkan data harus lebih diutamakan daripada sekedar mengandalkan kabar viral dari media sosial sebagai bahan berita.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama